KOMPONEN PENTING ALUTSISTA SIAP DIPRODUKSI DI SUBANG



Mendorong percepatan pembangunan industri propellant untuk pemenuhan kebutuhan alutsista menjadi hal penting saat ini. Kehadiran pabrik propellant yang akan dibangun di Kawasan Energetic Material Center (EMC) milik PT DAHANA (Persero) ini akan memberikan dukungan signifikan terhadap kemandirian industri pertahanan Indonesia. Hal tersebut merupakan bahasan utama dalam acara Forum Komunikasi Litbang Pertahanan ke-25 yang diselenggarakan di Kampus Dahana Subang, Kamis (11/9/2014). Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro dan anggota Forkom Litbang yang terdiri dari Kementerian Pertahanan, TNI, perguruan tinggi, Wakil Bupati Subang Imas Aryumningsih dan lembaga litbang kementerian. Propellant merupakan bahan pendorong roket/peluru yang tersusun atas fuel, oksidator dan aditif. Propelan base adalah bahan bakar dengan fuel dan oksidator yang sudah terpadu dalam satu senyawa kimia, misalkan Nitrocellulose atau Nitroglycerine atau Nitroguanidin. Propelan menjadi komponen utama amunisi bagi kebutuhan persenjataan ringan, alutsista seperti meriam, kanon dan roket maupun untuk kepentingan sipil dan industri. Kebutuhan propelan dalam negeri sampai saat ini masih sepenuhnya diperoleh dari impor, sehingga sangat rawan terhadap embargo dan kemandirian kemampuan pertahanan NKRI. Menurut Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F. Harry Sampurno, pembangunan Pabrik Propellant ini memiliki nilai yang sangat strategis. “Hal ini (pembangunan Pabrik Propellant) akan mendorong kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta penegakan kedaulatan negara, dikarenakan propellant merupakan komponen utama untuk amunisi bagi kebutuhan operasi TNI dan POLRI,” ujarnya. Masih menurut Harry, kehadiran Pabrik Propellant ini banyak membawa manfaat, diantaranya mengoptimalkan potensi industri dalam negeri serta penguatan struktur industri, pengembangan sumber daya manusia dengan keahlian di bidang propellant, dan alih teknologi dengan penguasaan dan pengembangan sendiri serta diversifikasi produk. Ketika disinggung perkembangan pembangunan saat ini, Harry menjawab diplomatis bahwa banyak pihak yang terlibat dalam pembangunan ini sehingga memerlukan waktu untuk memulai pembangunan.