NINDYA PRAJA IPDN : KAMI SERING DIANGGAP POLISI
Kami sering dianggap polisi oleh warga. “Mungkin (selintas) seragam kami mirip, ya,” ujar Nindya Praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), M. Noor Ariansyah saat menceritakan kesannya selama melaksanakan praktek lapangan di Kelurahan Pasirkareumbi Subang. Tetapi setelah dijelaskan tentang hal-ihwal IPDN akhirnya mereka memahami juga. Kisah unik lainnya, kata Noor, dia bersama rekannya di lapangan sering mendapatkan pertanyaan yang cukup pelik. Seperti updating data Kelurahan atau cara penyusunan proposal Kelurahan. “Padahal kami sendiri masih belajar,” ujarnya lagi sambil tersenyum. Percakapan tersebut berlangsung usai kegiatan donor darah di di Kantor Kelurahan Pasirkareumbi Subang, Rabu (19/3/2014). Aksi di hari tersebut berhasil mengumpulkan sebanyak 20 labu darah dari warga, aparatur desa dan Praja IPD. Menurut Pembimbing Teknis Praja, Nana Sumarna, S. Pd, kegiatan ini merupakan bagian dari Praktek Lapangan Nindya Praja IPDN. “Kegiatan yang dilakukan oleh para Nindya Praja ditujukan pada hal-hal yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat,” ujarnya usai donor darah. Kegiatan yang dilakukan selain donor darah ialah sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BJS) juga sosialisasi tentang lembaga pendidikan IPDN kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat lebih memahami tentang BPJS yang tengah diberlakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan sosial. Masyarakat juga bisa memahami tentang keberadaan lembaga pendidikan IPDN. Pada kesempatan tersebut juga para praja ikut kegiatan distribusi beras untuk warga miskin (raskin) ke RW-RW. Di Kelurahan Pasirkareumbi terdapat 22 orang Praja yang merupakan bagian dari 923 Praja dan 70 orang pengasuh yang tersebar di 12 kecamatan dan 40 desa/kelurahan di Kabupaten Subang. Mereka pun melakukan aneka kegiatan yang sifatnya membantu kepentingan masyarakat seperti kegiatan gotong royong perbaikan jalan desa/lingkungan. Lurah Pasirkareumbi, Dadi Iskandar, merasa terbantu dan bangga dipercaya sebagai lokasi praktek lapangan oleh Nindya Praja. Diharapkan melalui praktek kerja lapangan ini bisa terjadi sinkronisasi antara ilmu yang dipelajari dengan kondisi masyarakat yang sebenarnya. “Setelah berinteraksi dengan masyarakat Pasirkareumbi dapat memahami permasalahan dasar masyarakat,” ujar Dadi. Kehadiran Praja, kata Dadi cukup membantu memberikan saran masukan yang berharga kepada pemerintah Kelurahan mengenai upaya penyelesaian secara akademis pada persoalan-persoalan kemasyarakatan yang pelik. “Harapan saya nanti ketika praja lulus dari IPDN sudah memiliki bekal yan cukup untuk mengabdi kepada masyarakat sesuai daerah pendaftarannya,” ujar Lurah alumni STPDN angkatan XII tahun 2004 ini.