KEDELAI NAIK PERAJIN TEMPE TAHU SUBANG MENJERIT
Perajin tempe dan tahu di Subang harapkan pemerintah bisa menstabilkan kurs dolar Amerika Serikat. Karena menurut Ibu Eri salah seorang perajin tempe dan tahu di Komplek Blok Kopti Subang fluktuasi ekstrim dolar Amerika memicu kenaikan komponen produksi tempe dan tahu yang selama ini menjadi penopang hidupnya. Selama fluktuasi dolar, kata Ibu Eri hampir semua komponen produksi mengalami kenaikan hingga 10 ribu rupiah per kilogram. Dari harga kacang kedelai yang sekarang menembus 9.300 rupiah per kilogram dari biasanya hanya 7.800 rupiah per kilonya, harga plastik tempe menjadi 29 ribu rupiah per kilo dari biasanya 20 ribu rupiah. Begitu pula dengan harga ragi menjadi 26 ribu rupiah per kilo dari 20 ribu rupiah, pewarna tempe menjadi 40 ribu rupiah per kilo dari 30 ribu rupiah per kilonya. Kemudian harga kayu bakar pun ikut-ikutan naik. Satu paket biasanya hanya 250 ribu rupiah menjadi 300 ribu. "Pokoknya mah pusing, deh," keluh Ibu Eri saat ditemui penulis di Blom Kopti, Rabu (28/8). Efeknya menurunkan penjualan tempe dan tahu 10% hingga 12 persen. Untuk menjaga kelangsungan produksinya Eri mengurangi produksinya. Dari biasanya mengolah kacang kedelai 70 kilogram per hari menjadi hanya 50 kilogram saja. "Terpaksa saya kurangi. Sekarang mah asal habis aja. Daripada banyak sisa takut terbuang." tambahnya. Sedangkan untuk memproduksi tempe perlu 4 hari. Dengan lamanya produksi in pun kata Eri sangat mempengaruhi keuntungan penjualan yang diperolehnya.