Antisipasi ancaman banjir di jalur pantura pamanukan dan legonkulon
Untuk mengoptimalkan penanganan pada korban bencana alam, diperlukan keberadaan Badan Penanggulangan Bencana ditingkat kabupaten. "Kami harapkan adanya badan yang menangani bencana sehingga bantuan kepada korban bisa tersalurkan dengan cepat," ujar Camat Pamanukan, Rukendi saat ditemui di kantornya, Rabu sore (4/1/2012). Hal ini menurut Rukendi terutama bagi wilayahnya yang hampir tiap tahun mengalami bencana banjir akibat luapan dari Kali Cipunagara. "Paling menjadi perhatian ialah Kali Cipunagara. Makanya kami hampir setiap hari jaga terus dan memantau ketinggian air di sana (Kali Cipunagara)," jelasnya kepada penulis. Apalagi sekarang, lanjutnya, beberapa titik tanggul mengalami kerusakan. Alhamdulillah oleh pihak BBWS telah melakukan survai untuk perbaikan yang direncanakan pada tahun ini (2012). Jika sampai terjadi hal yang tidak diharapkan, pengaruhnya berimbas ke wilayah Pamugas, Kedunggede, blok Istal yang berada di sepanjang jalur Kali Cipuinagara yang meliputi Desa Pamanukan, Mulyasari, Lengkongjaya, Rancahilir dan Pamanukan Sebrang. "Wilayah itu dihuni sekitar 1500 kepala keluarga. Maka dari itu pembentukan Badan Penanggulangan bencana Alam sangat penting dilakukan guna mengoptimalkan penanganan pada korban. "Coba sekarang kami harus kemana untuk penanganan yang cepat dan tepat? Diharapkan sekarang dibentuk satkorlak tingkat Kabupaten supaya cepat," ujar Camat. Namun bagi pihak kecamatan Pamanukan bersama kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Legonkulon melakukan antisipasi dengan pengerukkan Kali Cipunagara sepanjang 10 ribu meter dari Pamanukan sampai wilayah Legonkulon yang mengalami pendangkalan. Antisipasi lainnya ialah melakukan koordinasi tempat evakuasi yang belokasi di Yayasan Bunda Maria yang berdaya tampung 500 jiwa dan bawah jembatan layang (flyover) berdaya tampung sampaqi 1000 jiwa.