KIPRAH DAN KEBERADAAN SATUAN TNI AU DI SUBANG



Di Subang sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Barat terdapat pangkalan militer TNI Angkatan Udara bernama Pangkalan TNI AU Suryadarma (Lanud Suryadarma) yang menjadi induk bagi satuan TNI AU lainnya. Lanud Suryadarma awalnya bernama Lanud Kalijati (berubah jadi Lanud Suryadarma sejak 7 September 2001) merupakan Pangkalan TNI AU tertua, bekas pangkalan udara induk angkatan udara Belanda, dibangun sejak 30 Mei 1914 dan diambil alih TNI AU pada 23 Juli 1947. Sebagai Lanud operasi tipe “B” di jajaran Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I) Lanud Suryadarma dipimpin perwira TNI AU berpangkat kolonel dari korps penerbang yang sejak 23 April 2011 dijabat oleh Kol Pnb Heraldhy Dumex Dharma S.AP., M.Si (Han) sebagai komandan ke-36.,didalamnya terdapat Skadron Udara 7 mengawaki dua tipe helikopter yaitu Bell 47 G Solooy dan EC 120 Colibri. Hingga kini, Lanud Suryadarma tetap eksis untuk melaksanakan tugasnya seperti dukungan operasi bagi satuan lain, pembinaan potensi dirgantara dan tugas tambahan lainnya. Tugas tambahannya adalah pendidikan penerbang helikopter TNI sejak 1987. Sampai sekarang sekitar 600 pilot berhasil diluluskan dari Skadron Udara 7. Sedangkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya di Lanud Suryadarma terdapat staf operasi, staf personel, staf logistik serta beberapa staf khusus komandan. Terdapat pula Satuan Polisi Militer dan Rumah Sakit. Sejak awal keberadaannya menjadi pangkalan militer Indonesia, di dalam Lanud Suryadarma telah terdapat berbagai bekas sarana-prasarana angkatan udara peninggalan angkatan udara Belanda yang cukup lengkap. Sehingga, pimpinan TNI AU saat itu memandang perlu untuk mengefektifkan pangkalan udara Kalijati setelah menjadi milik TNI AU. Oleh karena itu, Pangkalan Udara Kalijati kemudian ditetapkan sebagai pusat pendidikan untuk melatih tenaga penerbang dan teknik, termasuk sekolah penerbang. Namun sekolah penerbang tersebut dalam perkembangannya, tahun 1958 dipindahkan ke Yogyakarta digabungkan dalam pendidikan tinggi Angkatan Udara di tingkat akademi. SATUAN SAMPING Dengan dibentuknya pusat pendidikan TNI AU di Kalijati pada awal TNI AU berdiri, hingga kini masih terdapat beberapa satuan pendidikan TNI AU yang tetap operasional di wilayah Lanud Suryadarma sebagai satuan samping (insub). Beberapa satuan sampingnya adalah Markas Wing Pendidikan Teknik dan Pembekalan (Wingdiktekkal), Satuan Udara Pertanian (Satudtani), Kompi “B” BS Paskhas, Museum TNI AU Amerta Dirgantara Mandala, Pusat Pendidikan Terbang Layang (Pusdikterla) dan Museum Rumah Sejarah Kalijati. Satuan samping pertama adalah Wingdiktekkal merupakan pelaksana Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau), dipimpin perwira TNI AU berpangkat kolonel, yang sejak 25 April 2011 dijabat Kol Tek Agus Yulianto. Wingdiktekkal merupakan satuan TNI AU sebagai tempat pendidikan para perwira, bintara, tamtama dan PNS TNI AU dari korps/kejuruan teknik (tek), pembekalan (kal) dan teknik khusus (sus) menjalani pendidikan-pendidikan lanjutan. Di Kalijati selain Mawingdiktekkal terdapat 2 Skadron Pendidikan (Skadik) pelaksana Wingdiktekkal yaitu Skadik 303 mendidik prajurit dari kejuruan teknik senjata, sarana bantuan serta fasilitas dan instalasi dan Skadik 304 mendidik prajurit TNI AU dari korps pembekalan. Menurut catatan tahun 2006, setiap tahun lebih dari 1000 personel dididik di Wingdiktekkal pada 4 Skadik 301 dan 302, di Bandung serta Skadik 303 dan 304 di Kalijati. Insub berikutnya Satudtani, merupakan satuan TNI AU setingkat skadron udara di bawah Panglima Koopsau I. Satudtani dikepalai perwira penerbang berpangkat Letnan Kolonel. Berdiri sejak 16 Juni 1971, dengan tiga kantor yaitu Departemen Pertanian, Makoopsau I dan Hanggar Satudtani, Lanud Suryadarma. Hingga kini Satudtani memiliki beberapa pesawat udara sayap tetap jenis PC-6 Pilatus Polter bertugas membantu Departemen Pertanian dalam penyemprotan hama tanaman pertanian. Wilayah operasi Satudtani umumnya di luar Pulau Jawa yang wilayah perkebunan dan pertaniannya masih luas dan memerlukan penyemprotan dari udara. Satudtani dalam pelaksanaan tugasnya juga berkoordinasi dengan Departemen Pertanian. Satuan samping lainnya yaitu Kompi “B” BS Paskhas sebagai pelaksana Wing I Paskhas Jakarta, berdiri sejak April 2005. Kompi “B” BS Paskhas dikepalai perwira Paskhas berpangkat Kapten dari korps pasukan (psk) yang saat ini dijabat Kapten Psk Heru Widodo. Kompi “B” BS Paskhas memiliki beberapa tugas dalam keamanan dan pertahanan pangkalan udara, SAR dan tugas-tugas lainnya. Markasnya ada di ujung barat dari Lanud Suryadarma. Hingga kini Kompi “B” BS Paskhas juga melaksanakan tugas-tugas operasi di luar markas seperti menjaga Satuan Radar di Tanjung Kait bahkan terdapat personel yang terlibat pada misi Pasukan Perdamaian internasional di Libanon. Instansi selanjutnya, Museum TNI AU Amerta Dirgantara Mandala (Mustadirla). Mustadirla dikepalai oleh Mayor Adm Sodikin, merupakan cabang Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Yogyakarta diresmikan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Ashadi Tjahyadi pada tanggal 10 April 1982, menempati sebuah gedung tua peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1917. Luas arealnya sekitar 9000 meter terdiri dari ruang koleks,i hanggar pesawat terbang, apron dan tempat parkir. Lingkungan sekitar Mustadirla sering digunakan untuk perkemahan siswa. Di Lanud Suryadarma juga terdapat pula Pusdikterla berdiri sejak 19 Agustus 1987. Kalijati ditunjuk sebagai lokasi Pusdikterla oleh pimpinan TNI AU dan Pengurus Persatuan Olah Raga Terbang Layang Seluruh Indonesia (Portelasi) karena Lanud Suryadarma merupakan pangkalan TNI AU tertua memiliki sarana prasarana yang cukup lengkap untuk kegiatan penerbangan, kegiatan penerbangan pesawat udara relatif kecil dan tidak terlalu jauh dari Jakarta. Pusdikterla beraktifitas umumnya pada Hari Sabtu dan Minggu dengan melakukan kegiatan latihan, refresing, joyflight dan kursus terbang layang. Pusdikterla dipimpin oleh Komandan Lanud Suryadarma sebagai kepalanya. Walaupun sebagai kompleks militer di Lanud Suryadarma terdapat sebuah museum umum dikelola Pemerintah Kabupaten Subang bernama Museum Rumah Sejarah Kalijati. Museum itu awalnya merupakan rumah dinas perwira yang difungsikan sebagai museum karena pada 8 Maret 1942 diadakan perundingan penyerahan kekuasaan penjajahan Hindia Belanda dari Penjajah Belanda kepada penjajah Jepang. Selain Museum Rumah Sejarah Kalijati, terdapat pula Monumen Sejarah Tentara Jepang merupakan makam bersejarah tentara Jepang yang meninggal saat perang melawan Belanda. Mustadirla dan Museum Rumah Sejarah Kalijati merupakan obyek study tour siswa di Subang. Sedangkan Skadron Udara 7 yang saat ini dikomandani oleh Letkol Pnb Daan Sulfi M.Si.,sebagai satuan jajaran di Lanud Suryadarma mulai bergabung dengan Lanud Suryadarma sejak 1989, ketika melaksanakan perpindahan markas (operasi boyong) dari Lanud Atang Senjaya Bogor. Kepindahannya bertujuan untuk menghidupkan Lanud Kalijati dengan kegiatan penerbangan pesawat udara yang vakum sejak 1958 sekaligus mengurangi kepadatan penerbangan yang ada di Lanud Atang Senjaya, Bogor. Hingga kini eksistensi dan kiprah prajurit TNI AU serta operasional satuan serta instansi samping di Kalijati tetap ada dan berjalan, saling mendukung apabila diperlukan. Pada saat-saat tertentu satuan TNI AU juga tergabung dengan instansi lain seperti Pemerintah Kabupaten Subang, Kepolisian Resor Subang dan satuan TNI Angkatan Darat yaitu Komando Distrik Militer (Kodim) Subang serta Batalyon Infanteri (Yonif) 312/Kala Hitam dalam pelaksanaan acara gabungan seperti berbagai upacara, ziarah, olah raga, TMMD dan lainnya.